Kamis, 22 Desember 2016

Marokko dan Ibn Batutah,
Saya memang sudah lama berencana untuk travel ke Marokko, saya memang suka dengan negara Middleeast, terutama melihat padang pasir, unta dan keledai. Dulu ketika masih di TPA guru ngaji sering bercerita tentang nabi dan rosul, dari situ imaginasi saya berkembang. okaylah......
Tujuan travel pertama kali saya avalan ke Yunani dan Bulgaria, selain suka dengan dengan Timur tengah, saya suka dengan negara yang agak ga terkenal, tak kenal maka harus sayang. sampai akhirnya saya menentukan pilihan saya untuk solo travel ke marokko, banyak orang yang bilang Perempuan solo travel ke negara timur harus berhati-hati,.... mmm bener banget itu, tapi machbar (bisa dilakukan) asal kamu berhati-hati dan cukup punya info.
Malam itu saya taktik dengan laptop, iseng iseng cari ticket, dan taraaaaaa.. menemukan ticket ke Marko dengan Tap portugal, maskapai Portugal. Dengan destinasi Frankfurt-Lisabon, lisabon-Casablanca. (Casablanca-Lisabon, dan untuk route balik, saya akan tinggal di Lisabon selama satu hari) iritttt. Saya ke Maroko bulan september 2016, dengan harga tiken 245 Euro. Setelah booking ticket akhirnya saya cari info utk Visa ke Maroko, sebelumnya saya baca di website Konsulat Marokko di Frankfurt, saya kebetulan kulih di Frankfurt. Di website tertera bahwa indonesia tidak butuh visa untuk ke Marokko sampai 3 bulan. untuk meyakinkan saya telpon konsulat langsung, mmmmm pegawainya g bisa Bahasa german, coma Bahasa Inggris dan Perancis, Karena Bahasa perancis saya haya cukup untuk hidup, akhirnya saya putuskan untuk pakai Bahasa Inggris.
saya tanya apakah warga negara indo butuh visa untuk maromo, beliau bilang ja, dan menyebutkan syarat.
 (Paspor, undangan dri orang Marokko atau bukti booking hotel, visa jerman (Karena saya tinggal di jerman, dan bukti uang). Akhirnya dengan semua perlengkapan perang saya menjuí ke Konsulat Marokko, sampai sana saya ninguna arena ga jelas birokrasinya. karena saya ga bwa bukti uang akhirnya saya harus balik lagi minggu depannya. kebetulan teman saya dr Marko telpon tentang visa saya, saya lang g prosees karena ga ada bukti print deposite, dia menawarkan utk menemani saya ke konsulat. Sampai disana dia ngobrol pakai Bahasa arab annex, yang saya g paham, tiba tiba dia bilang, Kanu ga butuh visa, karena indonesia bebas visa smapai 3 bulan. saya jelaskan bahwa saya sudah extra telpon, tapi malah info yang saya dapatkan salah, ya akhirnya saya ke Maroko⬲.
Sebelum kami meninggalkan ruangan, ibunya berpesan: hati hati di Marokko...... mmmmm

Sebelum saya ke Marko, saya sudah banyak baca info tentang travel ke Maroko und saya simpan di otak saya.

Casablanca here I ammm.......
setelah 3 jam perjalanan dari jerman ke maroko, oh ya dari Jerman ke Lisabon pakai pesawat normal, tapi tri lisabon ke maroko nain pesawat yang ceci, seperti pesawat pribadinya syahrini, satu baris ada 4 duduk, dan yang horornya peseta mengalami turbulent yang dasyat selama 30 menit ketika berada di atas lautan yang memisahkan benua eropa dan Africa. semua orang berteriak dan orang yang tidur disamping saya sampai bangun. disaat itulah titik dimana pasar sepasrah pasrahnya


Setelah bergulat dengan turbulent akhirnya sampailah saya di Casablanca (Rumah puit meurt artinya) karena saya tiba disana jam 18 malam, jadi ga begiet keliatan. dan saya harus menununggu teman kuliah saya dari jerman yang akan menemani saya selama di casablanca. nunggu 3 jam di bandara niiiiihh, untuk mengusir waktu saya mencoba mencari wifi gratis di bandera, yang putus nyambung kaya pacaran.